Minggu, 16 Juni 2013

Manusia sebagai Makhluk Sosial


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang di anugrahi akal pikiran dan memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta gejala-gejala alam, memiliki rasa bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan berakhlak. Dengan anugrah itulah yang menjadikan manusia sebagai makhluk mulia, dimana makhluk lain tidak memiliki keistimewaan tersebut. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada sang pencipta.
Perkembangan manusia secara peroranganpun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal dan untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai makhluk Individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris, mau menang sendiri, tidak mau mengalah, jasar, tidak toleran, memandang masalah hanya dari sudut pandangnya saja,:mka dia termasuk dalam pengaruh negative sebagai makhluk individu. Perlu diingat pula Rasuluallah membutuhkan waktu dan tempat untuk merenung memikirkan segala kenikmatan yang telah dikaruniai oleh sang pencipta.

2.     Rumusan Masalah

Berawal dari latar belakang tersebut, kami mencoba menyampaikan permasalahan antara lain:
1.      Bagaimana hakekat manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
2.      Bagaimana peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
3.      Bagaimana dinamika interaksi sosial ?
4.      Bagaimana dilemma antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat ?




3.     Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami tentang manusia sebagai makhluk individu.


4.     Metode dan prosedur

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.




BAB II
PEMBAHASAN


A.     Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
                                        
1)     Pengertian manusia sebagai makhluk individu
Manusia,makhluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1.      Manusia berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain
2.      Makhluk yaitu suatu yang diciptakan oleh tuhan.
3.      Individu mangandung arti seseorang, pribadi, organism yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organic dengan sesame.
Kata manusia berasal dari kata manu (sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berfikir, berakal budi,atau homo (latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari kata bahasa latin,yaitu individium, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualis. Artinya  selain sebagai makhluk individu, manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang terdiri atas unsure jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tak dpat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan ( akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha  mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan tuhan dengan derajat palingt tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

Konsekuensi Manusia Sebagai Makhluk Individu
Dalam keadaan status manusia sebagai makhluk individu, segala sesuatu yang menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi sebagai pendukung. Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung pada niat, semangat dan usahanya yang disertai dengan do’a kepada tuhan secara pribadi. Demikian juga mengenai baik buruknya seseorang di hadapan tuhan dan sesame manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh sikap dan prilaku manusia itu sendiri, jika iman dan takwanya mantap maka dihadapan tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan tuhan menjadi jelek. Jika sikap dan prilaku individunya baik terhadap orang lain, tentu orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Konsekuensi (akibat) lainnya, masing-masing individu juga harus mempertanggung jawabkan segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan kepada tuhan. Jka prilaku individu itu baik dan benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan diderita akibatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia ebagai individu yang sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
dihadapan Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
1.      Hidup mandiri
2.      Berkepribadian baik dan luhur
3.      Mempertanggungjawabkan perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut diatas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka masing-masing individu harus senantiasa:
1.      Selalu bersih, rapi, sehat dan kuat
2.      Berhati nurani yang bersih
3.      Memiliki semangat hidup yang tinggi
4.      Memiliki semangat hidup yang tangguh
5.      Memiliki cita-cita yang tinggi
6.      Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7.      Berjiwa besar dan penuh optimis
8.      Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9.      Selalu berniat baik dalam hati
10.  Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
2)     Manusia sebagai makhluk sosial
Plato mengatakan, makhluk hidup yang disebut manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk yang senang bergaul/berkawan. Status makhluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengendalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Ciri utama makhluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu system nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384-322 SM), Manusia adalah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesame manusia lainnya (zoon politicon yang artinya makhluk yang selalu hidup bermasyarakat) Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhungan atau hidup dtengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut Gregoriousness.
Manusia berperan sebagai makhluk individu dan sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajiban. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan  karena manusia merupakan bagian dari masyarakat.Hubungan manusia sebagai makhluk individu dengan masyarakat terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebagiaan bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas tibal balik antara individu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Intraksi dimaksud berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih saying. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, Interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1.      Faktor alamiah atau kodrat tuhan
2.      Faktor saling memenuhi kebutuhan
3.      Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana di ungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya sekedar kodrat tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika tingkah laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial dalam bermasyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab,kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antar status, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai makhluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang pencipta antara lain sifat rukun sesame manusia.

B.     Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Sebagai makhluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai makhluk  individu dan makhluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok,  kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan makhluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam bermasyarakat, artinya setiap individu manusia memiliki hak kewajiaban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama, Namun demikian, kenyataan setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. Akibatnya masing-masing individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin ada si kaya), sosial ( warga biasanya dengan pak RT, dll), politik (aktifitas partai dengan rakyat biasanya), budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.

C.      Dinamika Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbale balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun anatar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa dahsyat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya hanya dengan bau keringat sudah terjadi interaksi sosial karena sudah merubah perasaan tau saraf orang yang bersangkutan untuk melakukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antar pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak, Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap system sarafnya sebgai akibat hubungab yang di maksud.
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.      Pelakunya lebih dari satu orang
2.      Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3.      Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
4.      Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial bersal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melaui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada konbtak langsung  dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder lansung, misalnya melalui telepon, radio, tv, dan sebagainya.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
1.      Kontak  antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah.
2.      Kontak antar individu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu poko bahasan.
3.      Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembucaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang member reaksi berupa tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti, jadi komunikasi merupakan proses saling member penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas berbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Dengan demikian dinamika interaksi sosial  yang terjadi dalam kehidupan  sosial dapat beragam.


D.     Dilema Antara Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat

Setiap yang namanya manusia selalu terdiiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat.
Dalam diri manusia, Kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan,jika kepentingan indivudu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang di hilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contonya korupsi. Inilah yang menyebkan kebingungan atau delima manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.




BAB III
PENUTUP

1.     Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsure yang opada pada diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain. Alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena:
a.       Adanya dorongan untuk berinteraksi
b.      Manusia tunduk pada aturan norma sosial
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.      Manusia tidak dapat hidup sebgai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia.




DAFTAR PUSTAKA
Ridwan Effendi, dkk. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya Dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek.



Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan di kota. Karena di desa masyarakatnya yang paguyuban dan kehidupannya juga masih sangat sederhana serta belum mengenal tekhnologi modern. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya individual dan telah mengikuti perubahan zaman dengan mengetahui adanya tekhnologi yang canggih.
Kebanyakan masyarakat perkotaan itu berasal dari desa, karena di desa tidak banyak memiliki lowongan pekerjaan. Sehingga masyarakat desa banyak yang melakukan urbanisasi. Tujuan masyarakat pedesaan dan perkotaan itu sama, sama-sama mencari mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluaraganya. Hanya saja cara mencari nafkahnya yang berbeda, orang-orang pedesaan mencari mata pencahariaanya dengan bertani di sawah ataupun mempunyai tambang ikan. Sedangkan orang-orang perkotaan, mereka mencari mata pencahariaanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara bekerja di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada di perkotaan serta cara kerjanya pun telah menggunakan tenaga mesin yang canggih.
B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Bagaimana tentang kehidupan masyarakat di pedesaan?
2.       Bagaimana tentang kehidupan masyarakat di perkotaan?
3.      Apa perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan?
4.      Bagaimana pengaruh urbanisasi dalam kehidupan bermasyarakat ?


C.  Tujuan masalah
Dari rumusan masalah di atas maka dalam ini memiliki tujuan masalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di pedesaan.
2.      Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di perkotaan
3.      Untuk memahami perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan
4.      Untuk mengetahui pengaruh urbanisasi terhadap kehidupan bermasyarakat




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen. istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat  bisa disebut juga sebagai  suatu perwujudan kehidupan bersama manusia.  Dalam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antar aksi. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan.
Manusia sebagai pencipta budaya menempatkan dirinya dalam kebiasaan-kebiasaan yang terpola secara lama menjadi sebuah tradisi. Dalam kehidupan masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang menuju kemajuan, individu-individu yang bergabung di dalamnya mampu mengembangkan potensi dan kemampuan berkreasi dan menemukan inovasi yang berbeda. Karena perbedaan ini, individu yang kurang mampu dapat meniru kemajuan yang dicapai oleh kelompok yang berprestasi dan berkemampuan tinggi.
Untuk mengerti bentuk dan sifat masyarakat dalam mekanismenya ada ilmu masyarakat (sosiologi). Pengertian secara sosiologis atau ilmiah ini sesungguhnya sudah memadai  bagi seseorang profesional supaya ia lebih efektif  menjalankan fungsinya di dalam masyarakat, khususnya bagi pendidik.  Bahkan  bagi  setiap warga masyarakat adalah lebih baik apabila ia mengenal “masyarakat” dimana ia menjadi bagian daripadanya. Lebih dari pada itu, bukanlah seseorang itu adalah warga masyarakat yang sadar atau tidak, selalu terlibat dengan proses dan mekanisme masyarakat itu. 
Tiap-tiap pribadi tidak saja menjadi warga masyarakat secara   pasif, melainkan dalam   kondisi-kondisi   tertentu   ia  menjadi   warga masyarakat yang aktif. Kedudukan pribadi yang demikian di dalam masyarakat, berlaku dalam arti, berlaku dalam arti, baik masyarakat   luas  maupun  masyarakat   terbatas, dalam lingkungan tertentu adalah suatu kenyataan bahwa kita hidup, bergaul, bekerja sampai meninggal dunia, di  dalam  masyarakat.  Masyarakat  sebagai   lembaga hidup bersama sebagai suatu gemeinschafts , bahkan tidak dapat dipisahkan.

B.     Karakteristik Masyarakat Desa dan Kota
Melihat dari berbagai aspek yang ada. kita dapat melihat langsung dari berbagai macam informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada dipedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.

1.      Masyarakat Pedesaan
Desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Masyarakat desa memiliki arti kumpulan  orang atau warga yang berada di suatu daerah yang jauh dari hiruk pikuk kota. Biasanya mereka bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan lain sebagainya yang tidak bekerja di dalam gedung perkantoran. Namun juga terdapat beberapa pekerjaan sebagai pns, pegawai swasta, TNI maupun POLRI yang persentasinya relatif kecil bahkan hampir tidak ada.
Dalam pemerintahannya dikepalai oleh kepala desa dengan dibantu oleh perangkat-perangkat desa. Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominan  berpengaruh dan memegang peranan penting serta menjadi tokoh panutan bagi warga setempat dan keputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari dan menjadi adat setempat.
Di dalam kesehariannya, rasa persatuan antar warga sangat kuat sehingga menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong menolong atau gotong royong dalam segala hal. Alat komunikasi yang digunakan sangat kurang sehingga komunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu biasanya dilakukan pasa hal-hal yang mengarah negatif.
Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis serta keadaan daerah   desa yang sangat cocok untuk bercocok tanam. Sehingga sebagian besar mata pencahariannya adalah   petani.  Realitas   alam   ini   sangat   vital   menunjang kehidupannya. Sedangkan mata pencarian berdagang  merupakan pekerjaan sekunder  sebagian besar yang penduduknya bertani.
Kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam seperti dalam pola berfikir dan falsafah hidupnya menentukan.Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

2.      Masyarakat Kota
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Kota bisa dibilang sebagai tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Hubungan sosial  dengan  masyarakat   lain   dilakukan   secaraterbuka  dengan suasana yang saling memepengaruhi. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakatnya   tergolong   ke   dalam  macam-macam  profesiyang   dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks.



C.    PERBEDAAN ANTARA MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
a.       Sederhana
b.      Mudah curiga
c.       Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
d.      Mempunyai sifat kekeluargaan
e.       Lugas atau berbicara apa adanya
f.       Tertutup dalam hal keuangan mereka
g.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
h.      Menghargai orang lain
i.        Demokratis dan religius
j.        Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
a.       Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
b.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
c.       Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
d.      Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
e.       Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

D.    URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

1.      Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
a)      Kehidupan kota yang lebih modern
b)      Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
c)      Banyak lapangan pekerjaan di kota
d)     Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas





2.      Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
a)      Lahan pertanian semakin sempit
b)      Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
c)      Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
d)     Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
e)      Diusir dari desa asal
f)       Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
3.      Pengaruh Urbanisasi
a.       Positif
1)      Memoderenisasikan warga desa
2)      Menambah pengetahuan warga desa
3)      Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4)      Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
b.      Negatif
1)      Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2)      Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3)      Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4)      Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
        Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal tekhnologi canggih yang telah ada di zaman modern.
        Sedangkan masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, computer dan lain-lain.
Secara garis besar maka perbedan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan yaitu:
Perbedaan (kota/desa)
1.      Jumlah dan kepadatan (Banyak atau padat / renggang)
2.      lingkungan hidup (Mengikuti zaman / primitiv)
3.       mata pencaharian (industri / pertanian)
4.      corak kehidupan sosial (individual / kekeluargaan)
5.      stratifikasi sosial (atas / bawah)
6.       mobilitas sosial (menetap / urbanisasi)
7.      pola interaksi sosial (kurang / Kuat)
8.      solidaritas sosial (kurang / Kuat)
9.      kedudukan dalam hierarki
10.  administrasi nasional (atas / bawah)

            Kebanyakan masyarakat perkotaan rata-rata berasal deri desa, karena di kota banyak lowongan pekerjaan sehingga penduduk desa berkeinginan untuk melakukan urbanisasi.
B. Saran-saran
1.Masyrakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang masih alamiyah, oleh karena, sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap terjaga sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama.
2.Sedangkan masyarakat kota merupakan yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalah gunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
3.Dengan adanya urbanisasi, menjadikan wilayah kota padat. Alangakh baiknya jika penduduk desa tidak melakukan urbanisasi, namun membuka lapangan kerja sendiri di desa.





DAFTAR PUSTAKA

Hidayati Nur, Mawardi.  Ilmu Alamiah Dasar Ilmu  Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. Bandung:Pustaka Setia.2000
Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011