Jumat, 14 Juni 2013

karya tulis ilmiah dalam sistem chicago style


A. Definisi Karya Ilmiah

            Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain.
Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti.Jadi, bukan sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat, bahan) yang digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah karya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah kriteria metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi ilmiah..“karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah.

B. Jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada penggunaannya.Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian (research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah untuk diseminarkan.
Dalam tulisan ini, penulis akan lebih banyak mendeskripsikan tentang karya ilmiah jenis makalah. hal ini karena makalah adalah jenis karya ilmiah yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas.Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.

C. Kriteria Ilmiah

Karya ilmiah disusun dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah :
·         Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
·         Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
·         Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis)
·         Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
·         Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
·         Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
·         Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
·         Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·         Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia
·         Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·         Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·         Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah jika: (1) mempermasalahkan pengetahuan ilmiah, (2) penulisannya dijiwai oleh metode ilmiah, dan (3) memenuhi persyaratan tata cara penulisan keilmuan. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan ilmiah adalah bersifat dan berada pada kawasan keilmuan.Ilmu bagian dari pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun metode ilmiah adalah cara berfikir sistematis, logis, rasional, objektif, berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan tertentu.
Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, metode ilmiah digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
·         Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan
·         Menyusun hipotesis
·         Menyusun rencana penelitian
·         Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
·         Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
·         Menganalisa dan menginterpretasikan data
·         Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran.

D. Tahap Penyusunan Karya Ilmiah
Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
1)       Pemilihan Topik/Masalah
Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih topik/masalah, diberikan beberapa pertimbangan :Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya.Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita.Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-undang.
2)      Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah.Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul.Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).





3)      Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan buram.
Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk mengembangkan karya.Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah.Kita perlu membuat rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada).Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.


A.    Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium.
B.     Pengorganisasiandan Pengonsepan
            Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
C.     . Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya.Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang.Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.


D.    Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah.Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
E.      Sistematika Karya Ilmiah
Di atas telah dijelaskan bahwa karya ilmiah memiliki banyak varian.Setiap varian tersebut memiliki sistematika yang berbeda. Dalam kesempatan ini, penulis hanya akan mendeskripsikan sistematika penulisan karya ilmiah jenis makalah. Pertimbangannya, jenis makalah merupakan jenis karya ilmiah yang paling sering disusun oleh mahasiswa. Sehingga diharapkan akan lebih bermanfaat secara praktis.

Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari buku “Teknik Menulis Karya Ilmiah”karya Bambang Dwiloka dan Rati Riana.

Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek.Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman.Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.
·         Bagian Awal
·         Halaman Sampul
·         Daftar Isi
·         Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
·         Bagian Inti
·         Pendahuluan
·         Latar Belakang Penulisan Makalah
·         Masalah atau Topik Bahasan
·         Tujuan Penulisan Makalah
·         Teks Utama
·         Penutup
·         Bagian Akhir
·         Daftar Rujukan
·         Lampiran (jika ada)

Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah bagi penulis :
·         Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·         Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·         Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·         Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·         Memperoleh kepuasan intelektual;
·         Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
·         Sikap ilmiah bagi penulis adalah :
·         sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
·         sikap kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
·         sikap terbuka menerima pendapat orang lain;
·         sikap objektif menyatakan apa adanya;
·         sikap menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama pengarang;
·         sikap berani mempertahankan hasil penelitian;
·         sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 1
Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995
Soemanto, Wasty, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. 8



Tidak ada komentar:

Posting Komentar