A. Definisi
Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain.
Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti.Jadi, bukan
sekedar pertanggungjawaban peneliti dalam penggunaan sumber daya (uang, alat,
bahan) yang digunakan dalam penelitian. Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah
karya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah kriteria
metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan
metodologi ilmiah..“karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. Dengan
demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting
dalam penyusunan karya ilmiah.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah
serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah
yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau
ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang
disusun berdasarkan kriteria ilmiah.
B. Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada
penggunaannya.Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian
(research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah
untuk diseminarkan.
Dalam tulisan ini, penulis akan lebih banyak
mendeskripsikan tentang karya ilmiah jenis makalah. hal ini karena makalah
adalah jenis karya ilmiah yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang
digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif,
makalah induktif dan makalah campuran. Makalah
deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis
(pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.Makalah induktif adalah
makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang
relevan dengan masalah yang dibahas.Makalah campuran adalah makalah yang
penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris
yang relevan dengan masalah yang dibahas.Dalam pelaksanaannya, jenis makalah
pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.
C. Kriteria Ilmiah
Karya ilmiah
disusun dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
Adapun kriteria metode ilmiah adalah :
·
Berdasarkan
fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
·
Bebas
dari prasangka (tidak subyektif)
·
Menggunakan
prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan
analisis yang logis)
·
Menggunakan
hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
·
Menggunakan
ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
·
Menggunakan
teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
·
Metode
ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
·
Bersifat
kritis, analistis, artinya metode
menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·
Bersifat
logis, artinya dapat memberikan
argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan
buktibukti yang tersedia
·
Bersifat
obyektif, artinya dapat dicontoh oleh
ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·
Bersifat
konseptual, artinya proses penelitian
dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
·
Bersifat
empiris, artinya metode yang dipakai
didasarkan pada fakta di lapangan.
Suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah
jika: (1) mempermasalahkan pengetahuan ilmiah, (2) penulisannya dijiwai oleh
metode ilmiah, dan (3) memenuhi persyaratan tata cara penulisan keilmuan. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan ilmiah adalah
bersifat dan berada pada kawasan keilmuan.Ilmu bagian dari pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun metode ilmiah adalah cara
berfikir sistematis, logis, rasional, objektif, berdasarkan fakta untuk
menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan tertentu.
Sebuah
karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, metode ilmiah
digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
·
Melakukan
observasi, menetapkan masalah dan tujuan
·
Menyusun
hipotesis
·
Menyusun
rencana penelitian
·
Melaksanakan
percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
·
Melaksanakan
pengamatan dan pengumpulan data
·
Menganalisa
dan menginterpretasikan data
·
Merumuskan
kesimpulan (teori) dan saran.
D. Tahap Penyusunan Karya Ilmiah
Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap,
yaitu :
1)
Pemilihan Topik/Masalah
Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih
topik/masalah, diberikan beberapa pertimbangan :Topik yang dipilih harus berada
di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan
kita. Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal itu
akan menyulitkan kita ketika menggarapnya.Topik yang dipilih harus topik yang
paling menarik perhatian kita.Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi
lingkup yang sempit dan terbatas.Hindari pokok masalah yang menyeret kita
kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta
yang obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau
angan-angan kita.Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip
ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.Topik yang dipilih harus memiliki sumber
acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok
masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa buku, majalah,
jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-undang.
2)
Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk,
kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan
terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah
hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh
dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul.
Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya
ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah
penulisan karya ilmiah.Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah
dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik,
penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu
saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul.Dalam
sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain
berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul
utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan sub judul harus dibubuhan
tanda baca titik dua (:).
3)
Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan
sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun
karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan yang hanya memuat
pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat
juga membuat ragaan kerja, yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau
penjabaran dari ragaan buram.
Tentu saja, jenis kedua memudahkan
penyusunan untuk mengembangkan karya.Penulis karya ilmiah harus menentukan
dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya.
Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya
ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya
adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah.Kita perlu membuat rencana
daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan tajuk prakata,
daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran
(jika ada).Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar belakang masalah,
identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi dicantumkan
tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah
mempunyai hak prerogatif untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi,
paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau
analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecah
isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau
lebih.
A. Pengumpulan Data
Dalam diskursus
ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui pengamatan (observasi),
wawancara atau eksperimen (percobaan). Adapun langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
Pencarian
informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan majalah
yang relevan dengan topik tulisan.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang
mengetahui masalah yang akan ditulis. Pengamatan
langsung ke obyek yang akan diteliti. Percobaan dan
pengujian di lapangan atau di laboratorium.
B.
Pengorganisasiandan
Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
C.
. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun
terlebih dahulu memeriksanya.Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada
penjelasan yang berulang-ulang.Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan
tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara
ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian
karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
D.
Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun
hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.Penyusun memperlihatkan
tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah.Misalnya penyusun menata unsur-unsur
yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur
dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
E.
Sistematika Karya Ilmiah
Di atas telah dijelaskan bahwa karya
ilmiah memiliki banyak varian.Setiap varian tersebut memiliki sistematika yang
berbeda. Dalam kesempatan ini, penulis hanya akan mendeskripsikan sistematika
penulisan karya ilmiah jenis makalah. Pertimbangannya, jenis makalah merupakan
jenis karya ilmiah yang paling sering disusun oleh mahasiswa. Sehingga
diharapkan akan lebih bermanfaat secara praktis.
Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari buku “Teknik Menulis Karya Ilmiah”karya Bambang Dwiloka dan Rati Riana.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek.Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman.Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.
·
Bagian
Awal
·
Halaman
Sampul
·
Daftar
Isi
·
Daftar
Tabel dan Gambar (jika ada)
·
Bagian
Inti
·
Pendahuluan
·
Latar
Belakang Penulisan Makalah
·
Masalah
atau Topik Bahasan
·
Tujuan
Penulisan Makalah
·
Teks
Utama
·
Penutup
·
Bagian
Akhir
·
Daftar
Rujukan
·
Lampiran
(jika ada)
Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah bagi penulis :
·
Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·
Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·
Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan;
·
Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·
Memperoleh
kepuasan intelektual;
·
Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan.
·
Sikap
ilmiah bagi penulis adalah :
·
sikap
ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana;
·
sikap
kritis mencari informasi sebanyak mungkin;
·
sikap
terbuka menerima pendapat orang lain;
·
sikap
objektif menyatakan apa adanya;
·
sikap
menghargai orang lain mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama
pengarang;
·
sikap
berani mempertahankan hasil penelitian;
·
sikap
futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 1
Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988
Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai,
Jakarta : LP3ES, 1995
Soemanto, Wasty, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah),
Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar