Jumat, 14 Juni 2013

Tema karangan dan kerangka


  ISI 
TEMA KARANGAN

1.    Pengertian Tema
Menurut arti katanya tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”,atau “sesuatu yang yang telah ditempatkan”.Kata ini berasaldari kata Yunani tithenai yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’.Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pula pemakaiannya dengan istilah topik.Kata topik juga berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.

Husnul (2006;67)
“topik adalah pokok karangan yang akan
Dijadikan landasan penyusunan karangan”

Selanjutnya Keraf (1980;108)
            Tema adalah suatu perumusan
            dari topik yang akan di
            jadikan landasan dan tujuan
            yang akan dicapai melalui
            topik tadi.


Dengan demikian dapat disimpulkan ; Pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur Yang paling dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.


2.    Memilih Topik
Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan.
Syarat-syarat pemilihan topik ;
~     menarik perhatian penulis itu sendiri
~     diketahui dan dikuasai oleh penulis tersebut
~     harus cukup sempit dan terbatas
~     sebaiknya tidak terlalu baru,terlalu teknis,dan terlalu controversial (khusus pemula)

3.    Pembatasan Topik
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,karena pokok itu benar-benar diketahuinya. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenia masalahnya.

4.    Menentukan Maksud
Pembatasan topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan itu.

5.    Tesis dan Pengungkapan maksud
Untuk keperluan penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a.      tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah alenia.

b.   pengungkapan maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.


6.    Tema yang baik
Sebuah  tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.

Syarat-syarat tema yang baik ;
a.      kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.

b.      kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.

c.       perkembangan
Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.



d.      keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,dari sudut pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.

1.    Sudut  pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.

2.    pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3.    kalimat
Suatu pegangan yang baik adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering dibaca atau didengar.

e.       judul yang cocok
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.

Syarat-syarat judul yang baik ;
1.    judul harus relevan
2.    judul harus provokatif
3.    judul harus singkat







KERANGKA KARANGAN

1.    Pengertian Kerangka Karangan
   Sebuah kerangka karanganmengandung rencana kerja,memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperincih dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur,serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan.

Kosasih (2004;129)
“Kerangka karangan adalah rencana
  kerja yang memuat garis-garis
  besar suatu karangan”

Selanjutnya Keraf (1980;132)
Kerangka karangan adalah pada umumnya para penulis
Pertama-tama harus membuat bagan atau rencana
Kerja,yang setiap kali dapat mengalami perbaikan
Dan penyempurnaan hingga dicapai bentuk yang lebih
Sempurna.untuk membuat perencanaan semacam itu
Diperlukan sebuah metode yang teratur, sehingga
Pada waktu menyusun bagian-bagian dari topik yang
Akan digarap itu dapat dilihat hubungan yang jelas
Antara satu bagian dengan bagian yang lain,bagaimana
Yang sudah baik dan bagian mana yang masih
Memerlukan penyempurnaan

Dengan demikian dapat disimpulkan ;
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang
Memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang
Akan digarap

2.    Manfaat Kerangka Karangan
a.    memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih teratur
b.    memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang kurang penting
c.    menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
d.    memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

3.    Penyusunan Kerangka Karangan
Langkah-langka penyusunan kerangka karangan ;
a.    rumuskan tema
b.    mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi
c.    penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua diatas

4.    Pola Penyusunan Kerangka Karangan
a.      Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam.
1.      Urutan waktu (kronologis)
Urutan yang didasarkan runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian

2.      Urutan ruang (spasial)
Urutan penyajian suatu keadaan atau benda, yang disusun berdasarkan urutan keruangan

3.      Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada.


b.      Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan fikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau urutan logis.

1.      Urutan klimaks dan anti klimaks
Bila bagian penting itu ditempatkan dibagian akhir, maka urutan ini disebut klimaks. Sebaliknya, Apabila bagian yang dianggap penting itu dikemukakan pada awal pembahasan, Maka hal itu disebut urutan anti klimaks.

2.      Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan sebab akibat dan akibat sebab. Pada pola yang pertama,masalah utama dianggap sebagai sebab.kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang merupakan akibat-akibatnya.
Pola yang kedua masalah utama dianggap sebagai akibat.dilanjutkan kemudian dengan perincian-perincian yang berusaha mencari sebab-sebabnya.

3.   Urutan pemecahan masalah
Penyusunan kerangka karangan dimulai dengan penyajian masalah kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah itu.

4.      Urutan umum - khusus
Terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke khusus dan dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke khusus,pertama-tama diperkenalkan sesuatu yang umum kemudian diikuti oleh uraian-uraian khusus. Urutan khusus umum merupakan kebalikan dari pola diatas.


5.      Urutan familiaritas
Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal,kemudian berangsur-angsur pindah ke hal-hal yang kurang dikenal atau belum dikenal.
6.      Urutan akseptabilitas
Mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh para pembaca.

5.   Karangan Macam-Macam Kerangka
a.  Berdasarkan Perinciannya
1.  Kerangka karangan sementara atau non formal
Kerangka karangan yang masih berubah sesuai dengan proses, baik pada saat dirujuk kembali pada topik maupun pada saat proses menulis sedang berlangsung.

2.      Kerangka karangan formal
Kerangka karangan yang sudah mantap,tidak akan berubah lagi.

b.  Berdasarkan Perumusan Teksnya
1.  Kerangka kalimat
Kerangka kalimat yang unit-unitnya ditulis dalam perumusan kalimat

2.   Kerangka karangan topik
Kerangka karangan yang unit-unitnya ditulis dalam perumusan kata atau frasa

6.  Penerapan Penyusunan
Untuk menerapkan cara penyusunan kerangka karangan dengan mempergunakan semua persyaratan sebagai telah dikemukakan diatas.
Untuk memudahkan uraian mengenai penerapan ini contoh yang dikemukakan ini akan digarap dalam bentuk kerangka sementara berbentuk kerangka kalimat, kemudian kerangka sementara itu dikembangkan dengan langsung mengemukakan bentuknya dalam kerangka formal yang dirumuskan dengan kata atau frasa.



7.  Syarat-syarat Kerangka Yang Baik

a.  tesis atau pengungkapan maksud harus jelas

       Tesis atau pengungkapan maksud merupakan tema dari karangan yang akan digarap. Sebab itu perumusan tesis atau pengungkapan maksud harus dirumuskan dengan jelas dalam struktur kalimat yang baik, jelas menampilkan topik mana yang dijadikan landasan uraian dan tujuan mana yang akan dicapai oleh landasan tadi. Tesis atau pengungkapan maksud yang akan mengarahkan kerangka karangan itu.

b.  tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan

         Karena tiap unit dalam kerangka karangan,baik unit atasan maupun unit bawahan, tidak boleh mengandung lebih dari satu gagasan pokok, maka akibatnya tidak boleh ada unit yang dirumuskan dalam dua kalimat, atau dalam kalimat majemuk setara, atau  kalimat majemuk bertingkat, atau dalam frasa koordinatif. Bila ada dua atau tiga pokok dimasukkan bersama-sama dalam satu symbol yang sama, maka hubungan strukturnya tidak akan tampak jelas. Bila terjadi hal yang demikian maka unit itu harus segera direvisi. Bila kedua gagasan itu berada dalam keadaan setara, maka masing-masingnya harus ditempatkan dalam urutan symbol yang sama derajatnya. Bila terdapat gagasan-gagasan yang tidak setara, maka ide-ide yang berbeda tingkatnya itu harus ditempatkan dalam simbol-simbol yang berlainan derajatnya.


c.  pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis

        Persoalan-persoalan atau topik-topik yang dicatat dibawah judul-judul atasan, harus sungguh-sungguh bersifat bawahan dan tidak boleh sama atau lebih tinggi dari judul atasannya. Dan lebih lagi tidak boleh ada sebuah pokok bawahan yang ditempatkan dibawah sebuah pokok atasan tetapi sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan pokok atasan itu. Tiap pokok bawahan harus secara langsung dan logis menunjang atau memperkuat pokok atasannya.
            Oleh sebab itu kerangka karangan yang disusun secara logis dan teratur mempersoalkan tiga hal,


Yaitu :
1.    apakah tiap unit yang lebih tinggi telah diperincih secara maksimal;
2.    apakah tiap perincian mempunyai hubungan langsung dengan unit atasan langsungnya ;
3.    apakah urutan perincian itu sudah baik dan teratur.


d.  harus mempergunakan pasangan symbol yang konsisten
         Penggunaan pasangan symbol yang konsisten mencakup dua hal yaitu pemakaian angka dan huruf sebagai penanda tingkatan dan urutan unit-unitnya, dan tipografi yaitu penempatan angka dan huruf penanda tingkatan dan teks dari tiap unit kerangka karangan.







DAFTAR PUSTAKA


1.    GORYS KERAF   (1980) Komposisi Flores NTT Nusa Indah

2.    E.KOSASIH  (2004) Bimbingan Pemantapan BANDUNG Yrama Widia

3.    ADE HUSNUL (2006) Modul Bahasa Indonesia BOGOR Yudhistira

4.    Website ; www.pengantarbahasa.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar