ISI
TEMA KARANGAN
1. Pengertian
Tema
Menurut arti
katanya tema berarti “sesuatu yang
telah diuraikan”,atau “sesuatu yang yang telah ditempatkan”.Kata ini
berasaldari kata Yunani tithenai yang
berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’.Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pula pemakaiannya
dengan istilah topik.Kata topik juga
berasal dari kata Yunani topoi yang
berarti tempat.
Husnul (2006;67)
“topik adalah pokok karangan yang
akan
Dijadikan landasan penyusunan
karangan”
Selanjutnya Keraf (1980;108)
Tema adalah suatu perumusan
dari topik yang akan di
jadikan landasan dan
tujuan
yang akan dicapai melalui
topik tadi.
Dengan demikian dapat disimpulkan ;
Pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur Yang
paling dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang
akan dicapai melalui topik tadi.
2. Memilih Topik
Masalah
pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah
topik atau pokok pembicaraan.
Syarat-syarat pemilihan topik ;
~ menarik perhatian penulis itu
sendiri
~ diketahui dan dikuasai oleh
penulis tersebut
~ harus cukup sempit dan terbatas
~ sebaiknya tidak terlalu
baru,terlalu teknis,dan terlalu controversial (khusus pemula)
3. Pembatasan Topik
Setiap
penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit
dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Pembatasan topik sekurang-kurangnya
akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama memungkinkan penulis
untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,karena pokok itu
benar-benar diketahuinya. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan
penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenia masalahnya.
4. Menentukan Maksud
Pembatasan
topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis.
Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan
menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas
tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan
menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan
karangan itu.
5. Tesis dan Pengungkapan maksud
Untuk
keperluan penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang
berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah
karangan disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema
dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a. tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah
karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah
alenia.
b. pengungkapan
maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka
gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih
hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk
merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.
6. Tema yang baik
Sebuah tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya
bila telah dikembangkan secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan
jelas, sehingga dapat menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan
pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan dengan
memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.
Syarat-syarat tema yang baik ;
a.
kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang
sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat
pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula
dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.
b. kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata
dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau
tema.
c. perkembangan
Perkembangan yang kurang baik
akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.
d. keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa
sudut,pertama dari pilihan pokok
persoalannya,dari sudut
pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian
kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.
1. Sudut pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan
ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.
2. pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks
untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk
menjelaskan sebuah tema.
3. kalimat
Suatu pegangan yang baik
adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering dibaca
atau didengar.
e. judul yang
cocok
Sebuah judul yang baik akan
merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.
Syarat-syarat
judul yang baik ;
1. judul harus relevan
2. judul harus provokatif
3. judul harus singkat
KERANGKA KARANGAN
1. Pengertian Kerangka Karangan
Sebuah kerangka karanganmengandung rencana kerja,memuat ketentuan-ketentuan
pokok bagaimana suatu topik harus diperincih dan dikembangkan. Kerangka
karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur,serta memungkinkan
seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan tambahan.
Kosasih (2004;129)
“Kerangka karangan adalah
rencana
kerja yang memuat garis-garis
besar suatu karangan”
Selanjutnya Keraf (1980;132)
Kerangka karangan adalah pada
umumnya para penulis
Pertama-tama harus membuat
bagan atau rencana
Kerja,yang setiap kali dapat
mengalami perbaikan
Dan penyempurnaan hingga
dicapai bentuk yang lebih
Sempurna.untuk membuat
perencanaan semacam itu
Diperlukan sebuah metode yang
teratur, sehingga
Pada waktu menyusun
bagian-bagian dari topik yang
Akan digarap itu dapat dilihat
hubungan yang jelas
Antara satu bagian dengan
bagian yang lain,bagaimana
Yang sudah baik dan bagian
mana yang masih
Memerlukan penyempurnaan
Dengan demikian dapat
disimpulkan ;
Kerangka karangan adalah suatu
rencana kerja yang
Memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang
Akan digarap
2. Manfaat
Kerangka Karangan
a. memudahkan penyusunan karangan
sehingga menjadi lebih teratur
b. memudahkan penempatan antara
bagian karangan yang penting dengan yang kurang penting
c. menghindari penggarapan sebuah
topik sampai dua kali atau lebih
d. memudahkan penulis untuk mencari
materi pembantu
3.
Penyusunan Kerangka Karangan
Langkah-langka penyusunan kerangka karangan ;
a. rumuskan tema
b. mengadakan inventarisasi
topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau
pengungkapan maksud tadi
c. penulis berusaha mengadakan
evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua diatas
4.
Pola Penyusunan Kerangka Karangan
a.
Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah
adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang
nyata dialam.
1. Urutan waktu
(kronologis)
Urutan yang
didasarkan runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian
2. Urutan ruang
(spasial)
Urutan
penyajian suatu keadaan atau benda, yang disusun berdasarkan urutan keruangan
3. Topik yang
ada
Suatu pola
peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan
topik yang ada.
b. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan
jalan fikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang
dalam suatu susunan atau urutan logis.
1.
Urutan klimaks dan anti klimaks
Bila bagian penting itu
ditempatkan dibagian akhir, maka urutan ini disebut klimaks. Sebaliknya,
Apabila bagian yang dianggap penting itu dikemukakan pada awal pembahasan, Maka
hal itu disebut urutan anti klimaks.
2.
Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan
sebab akibat dan akibat sebab. Pada pola yang pertama,masalah utama dianggap
sebagai sebab.kemudian dilanjutkan dengan perincian-perincian yang merupakan
akibat-akibatnya.
Pola yang kedua masalah utama
dianggap sebagai akibat.dilanjutkan kemudian dengan perincian-perincian yang
berusaha mencari sebab-sebabnya.
3. Urutan pemecahan masalah
Penyusunan kerangka karangan
dimulai dengan penyajian masalah kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau
pemecahan atas masalah itu.
4. Urutan umum
- khusus
Terdiri dari dua corak yaitu
dari umum ke khusus dan dari khusus ke umum. Urutan yang bergerak dari umum ke
khusus,pertama-tama diperkenalkan sesuatu yang umum kemudian diikuti oleh
uraian-uraian khusus. Urutan khusus umum merupakan kebalikan dari pola diatas.
5. Urutan
familiaritas
Dimulai dengan mengemukakan
sesuatu yang sudah dikenal,kemudian berangsur-angsur pindah ke hal-hal yang
kurang dikenal atau belum dikenal.
6. Urutan
akseptabilitas
Mempersoalkan apakah suatu
gagasan diterima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat disetujui
atau tidak oleh para pembaca.
5. Karangan Macam-Macam Kerangka
a. Berdasarkan Perinciannya
1.
Kerangka
karangan sementara atau non formal
Kerangka karangan yang masih
berubah sesuai dengan proses, baik pada saat dirujuk kembali pada topik maupun
pada saat proses menulis sedang berlangsung.
2.
Kerangka karangan formal
Kerangka karangan yang sudah
mantap,tidak akan berubah lagi.
b. Berdasarkan Perumusan Teksnya
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat yang
unit-unitnya ditulis dalam perumusan kalimat
2. Kerangka karangan topik
Kerangka karangan yang
unit-unitnya ditulis dalam perumusan kata atau frasa
6. Penerapan Penyusunan
Untuk
menerapkan cara penyusunan kerangka karangan dengan mempergunakan semua
persyaratan sebagai telah dikemukakan diatas.
Untuk
memudahkan uraian mengenai penerapan ini contoh yang dikemukakan ini akan
digarap dalam bentuk kerangka sementara berbentuk kerangka kalimat, kemudian
kerangka sementara itu dikembangkan dengan langsung mengemukakan bentuknya
dalam kerangka formal yang dirumuskan dengan kata atau frasa.
7. Syarat-syarat Kerangka Yang Baik
a. tesis atau pengungkapan maksud harus jelas
Tesis atau pengungkapan maksud merupakan tema dari karangan yang akan
digarap. Sebab itu perumusan tesis atau pengungkapan maksud harus dirumuskan
dengan jelas dalam struktur kalimat yang baik, jelas menampilkan topik mana
yang dijadikan landasan uraian dan tujuan mana yang akan dicapai oleh landasan
tadi. Tesis atau pengungkapan maksud yang akan mengarahkan kerangka karangan
itu.
b. tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan
Karena tiap unit dalam kerangka karangan,baik unit atasan maupun unit
bawahan, tidak boleh mengandung lebih dari satu gagasan pokok, maka akibatnya
tidak boleh ada unit yang dirumuskan dalam dua kalimat, atau dalam kalimat
majemuk setara, atau kalimat majemuk
bertingkat, atau dalam frasa koordinatif. Bila ada dua atau tiga pokok
dimasukkan bersama-sama dalam satu symbol yang sama, maka hubungan strukturnya
tidak akan tampak jelas. Bila terjadi hal yang demikian maka unit itu harus
segera direvisi. Bila kedua gagasan itu berada dalam keadaan setara, maka masing-masingnya
harus ditempatkan dalam urutan symbol yang sama derajatnya. Bila terdapat
gagasan-gagasan yang tidak setara, maka ide-ide yang berbeda tingkatnya itu
harus ditempatkan dalam simbol-simbol yang berlainan derajatnya.
c. pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis
Persoalan-persoalan atau topik-topik yang dicatat dibawah judul-judul
atasan, harus sungguh-sungguh bersifat bawahan dan tidak boleh sama atau lebih
tinggi dari judul atasannya. Dan lebih lagi tidak boleh ada sebuah pokok
bawahan yang ditempatkan dibawah sebuah pokok atasan tetapi sama sekali tidak
mempunyai hubungan dengan pokok atasan itu. Tiap pokok bawahan harus secara
langsung dan logis menunjang atau memperkuat pokok atasannya.
Oleh sebab itu kerangka karangan yang disusun secara
logis dan teratur mempersoalkan tiga hal,
Yaitu :
1. apakah tiap unit yang lebih
tinggi telah diperincih secara maksimal;
2. apakah tiap perincian mempunyai hubungan
langsung dengan unit atasan langsungnya ;
3. apakah urutan perincian itu sudah baik dan
teratur.
d. harus mempergunakan pasangan symbol yang konsisten
Penggunaan pasangan symbol yang konsisten mencakup dua hal yaitu pemakaian
angka dan huruf sebagai penanda tingkatan dan urutan unit-unitnya, dan
tipografi yaitu penempatan angka dan huruf penanda tingkatan dan teks dari tiap
unit kerangka karangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. GORYS KERAF (1980) Komposisi Flores NTT Nusa Indah
2. E.KOSASIH (2004) Bimbingan Pemantapan BANDUNG Yrama
Widia
3. ADE HUSNUL (2006) Modul Bahasa
Indonesia BOGOR Yudhistira
4. Website ; www.pengantarbahasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar