Bab I
MENGEFEKTIFKAN KALIMAT
Bila kita sudah mampu mengembangkan kalimat penuh
kesadaran-kesadaran akan unsure-unsur, akan bahan-bahan pembentuknya, dan akan
konstruksi-konstruksi kita sudah cukup maju dalam penguasaan bahasa. Akan
tetapi, kalimat panjang yang kita susun mungkin kurang efektif. Mampu menyusun
kalimat efektif lebih tinggi nilainya dari pada sekedar dapat menyusun kalimat
panjang. Entah panjang entah pendek, kalimat yang kita susun harus selalu
efektif.
Apakah yang dimaksud dengan “kalimat efektif”? Menurt Gorys Keraf.
“kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1)
Secara
tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis.
2)
Sanggup
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Bila
kedua syarat ini dipenuhi maka tidak mungkin akan terjadi salah paham antara
mereka yang terlibat dalam komunikasi.”
Sebagai
alat penyampai pesan, amanat, berita,
dan sebaginya, dalam proses komunikasi antar manusia, bahasa tilis memang
banyak kekurangannya. Bahasa lisan dapat didukung oleh lagu kalimat dan
gerak-gerik badan serta perubahan air muka dalam penyampayan amanat, sedangkan
bahasa tulis tidak. Bahasa tulis hanya kelihatan sebagai baris-baris atau
lautan huruf dan tanda baca. Pemakaian huruf besar, huruf miring, huruf tebal
membantu menghilangkan kemonotonan, tetapi hanya sedikit. Begitu pula pemakaia
bermacam-macam huruf dan tanda baca tidak banyak membantu mempermudah komunikasi.
Dalam komunikasi tulis, huruf-huruf dan tanda-tanda baca harus kita gunakan
sebaik-baiknya (seefektifnya dan seefesien mungkin). Akan tetapi, hal yang
paling menentukan dalam komunikasi tulis ialah cara membingkiskan gagasan,
sedang huruf dan tanda baca hanya bahan pembungkus.
Dari
keinginan untuk menyampaikan gagasan tertulis secara efektif dan efesien
lahirlah apa yang kita sebut gaya tulis bahasa. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa gaya bahasa adalah daya guna bahasa: kesanggupan menyampaikan
pengalaman batin (berita batin) dengan hasil sebesar-besarnya. Bahasa tulis
harus merupakan bahasa bergaya.
A.
Kalimat
Efaktif Mengandung Kesatuan Gagasan
Untuk
menjaga kesatuan gagasan, hendaknya dicamkan asas “Tiap kalimat harus
mengandung satu ide pokok”. Selanjutnya, penulis hendaknya selalu
mengucapkan:
1)
Subjek
dan/atau predikat kalimat eksplisit.
Contoh:
Tidak efektif : Di dalam keputusan itu adalah kebijaksanaan
yang dapat menguntungkan umum.
Efektif : - Keputusan itu adalah
kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
: -
Dalam keputusan itu terungkap kebijaksanaan yang menguntungkan umum.
2)
Subjek
dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan
gagasan tetap terjamin.
Contoh
berikut
ini mengilustrasikan hubungan subjek-predikat yang erat kuat.
Kurang kuat : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki
pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai
dari hal-hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara
bergaul, dan cara memperoleh hiburan sampai meningkat ke masalah-masalah besar
seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk
kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru.
Lebih kuat : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena
itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan
bangsa disegala lapangan, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil sampai ke
masalah-masalah besar. Misalnya, pembangunan mulai dengan cara mengatur rumah
tangga, cara bergaul dan memperoleh hiburan, lalu meningkat ke cara membangun
kota, memproduksi pangan, menciptakan bentuk-bebtuk kesenian baru-pendeknya,
segala soal yang membina kebudayaan baru.
Kalimat tidak lah lebih kuat dari pada kekuatan subjek dan
predikatnya. Oleh karna itu,kalimat akan menjadi sekuat dan seefektif hubungan
antara subjek dan kata kerjanya (predikatnya). Maka dari itu,camkanlah sungguh
– sungguh hubungan subjek – predikat itu : apakah subjek dan predikatnya tampak
dengan segera,konkrit,dan kuat ?
3)
Keterangan
harus di tempatkan setepat tepatnya dan seterang terangnya dalam kalimat
sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksudkan
disini mencakup atributif,aposisi,adverbial. Dalam bahasa inggirs, di sebut modifier.kalimat yang efektif harus
bersih dari:
a. Squinting Modifiers (keterangan menjuling)
Contoh :
Tidak Efektif : Kami sepakat pada hari
berikutnya membantu mereka (pada hari berikutnya tidak jelas menerangkan apa)
Efektif : - Kami sepakat untuk
membantu meraka pada hari berikutnya.
-pada hari
berikutnya kami sepakat untuk membantu
mereka.
b. Dangling modifiers (keterangan tak berkait)
Contoh :
Tidak Efektif : Agar dapat
menurunkan berat badan,makanan berlemak harus dihindarkan.
Efektif : Agar dapat
menurunkan berat badan,kita harus menghindari makanan berlemak.
c. Misplaced modifiers (keterangan salah letak)
Contoh:
Tidak Efektif : Dalam keramaian serupa itu,merekapun tidak mau kalah dengan yang
muda- ,yang jarang terjadi sekali
dalam lima tahun.
Efektif : Dalam
keramaian serupa itu,yang jarang terjadi sekali dalam limatahun,mereka pun
tidak mau kalah dengan yang muda-muda. (atau:mereka pun tidak mau kalah dengan
yang muda-muda dalam keramaian serupa itu,yang jarang terjadi sekali dalam lima
tahun.)
d. Unidiomatic modifiers (keterangan yang tak idiomatis)
Contoh :
Tidak Efektif : Kalimat
tersebut harus di susun sedemikian rupa agar tidak membingungkan pembaca.
Efektif : Kalimat
tersebut harus di susun sebaik-baiknya agar tidak membingungkan pembaca.
e. Abrupt modifiers (keterangan mendadak)
Contoh :
Tidak Efektif : Ia selagi kami berdua berdiri di atas jembatan,bercakap-cakap,dan
memandang perahu-perahu meluncur di bawah,melemparkan sesuatu ke dalam sungai.
Efektif : Selagi kami berdua berdiri di atas jembatan,bercakap-cakap,dan
memandang perahu-perahu meluncur di bawah,ia melemparkan sesuatu ke dalam sungai.
f. Related modifiers illogically
separated (keterangan yang berkaitan terpisah secara tidak logis)
Contoh :
Tidak Efektif : meskipun guru itu dalam perawatan dokter,kegagalannya
memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak di terima,biarpun sebenarnya
ternyata ia sudah berusaha member tahu.
Efektif : Meskipun guru masih di rawat dokter dan sebenarnya sudah
berusaha memberi tahukan absennya kepada kepala sekolah,kegagalannya untuk
member tahu tidak dapat di terima.
g. Fragment (kalimat tak lengkap)
Contoh :
Tidak Efektif : Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu
masyarakat,khususnya yang berada di pedasaan.agar dapat mendapat kesempatan
belajar membaca dan menulis.
Efektif : Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat,khususnya
yang berada di pedesaan,agar dapat mendapat kesempatan belajar membaca dan
menulis.
4). Tanda baca harus di gunakan sebaik-baiknya.kalimat yang efektif
harus bersih dari kesalahan-kesalahan berikut ini :
a. Running-on sentences (fused sentences) : kalimat bertumpuk
Contoh :
Tidak Efektif : Kita semua mengenban amanat penderitaan rakyat harus selalu
mengupayakan kesejahteraan bangsa kita,baik jasmani maupun rohani.
Efektif : - Kita semua,selaku mengemban amanat penderitaan rakyat,harus selalu
mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
-Karena kita semua mengenban
amanat penderitaan rakyat,kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani
dan jasmani bangsa kita.
b. Comma splices (comma faults) : kesalahan pemakaian koma dalam
kalimat.
Contoh :
Tidak Efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung,sedang mendaki gunung
cita-cita.
Efektif : Seorang mahasiswa,seumpama pendaki gunung,sedang mendaki gunung
cita-cita.
(sepasang tanda koma di atas dapat diganti dengan sepasang tanda
kurung.)
5). Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari:
a. Kontaminasi (perancuan)
Contoh :
Tidak Efektif (terdapat
kontaminasi kalimat) : dalam bahasa
Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
Efektif : bahasa
Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
b. Pleonasme dan tautology (penambahan yang tak perlu)
Contoh :
Tidak Efektif (terdapat
pleonasme) : pada zaman dahulu kala,dalam sebuah kerajaan,memerintah seorang
ratu yang sangat arif dan bijaksana.
Efektif : pada zaman
dahulu,dalam sebuah kerajaan,memerintah seorang ratu yang arif.
c. Hiperkorek (membetulkan apa yang betul sehingga salah)
Contoh :
Tidak Efektif : semua
ijazahnya dilaminasi supaya awet.
Efektif : semua
ijazahnya di laminasi supaya awet.
B. KALIMAT EFEKTIF MEWUJUDKAN KOHERENSI
YANG BAIK DAN KOMPAK
Koherasi ialah
pertautan antara unsur-unsur yang membangun kalimat dan alinea. Tiapa kata atau
frase dalam kalimat harus bergayutan,ke dalam maupun ke luar. Untuk menjaga
koherensi itu,hendaknya penulis ;
1). Kritis terhadap pemaikaian kata ganti dalam kalimat.Ada
kemungkinan bahwa pemakaian kata gati tersebut menyebabkan kalimat tidak
efektif.
Contoh :
Tidak Efektif : atas
perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Efektif : - atas
perhatian saudara,saya ucapkan terima kasih.
-
Saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepadanya atas perhatian yang di berikan.
(kalimat ini,tentu saja,lain isinya dengan kalimat di atas.)
2) Kritis terhadap pemakaian kata depan.Adakalanya,terpakai depan
yang sebenarnya tidak di perlukan.Atau sebaliknya,terhapus kata depan yang
sebenarnya harus di pakai.
Contoh :
Tidak Efektif : pengarang
itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya.
Efektif : pengarang itu
menceritakan pengalaman masa kecilnya.
3). Memanfaatkan kata-kata peralihan atau transisi untuk
mengekspilisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan
kalimat yang lain dalam alinea,antara alinea yang satu dan lainea yang lain
dalam karangan.
- hubungan pertangan dinyatakan dengan kata peralihan : akan tetapi meskipun demikian,dsb.
- hubungan penambahan dinyatakan dengan kata peralihan : tambahan pula,lagi pula,selain itu,kecuali
-hubungan penjelasan dinyatakan dengan kata peraliha: misalnya,sebagai contoh,dsb.
-hubungan pemilihan dinyatakan denga kata peralihan: kalau tidak demikian,kalau tidak,atau.
- hubungan perurutan dinyatakan dengan kata peralihan: pertama,kedua,selanjutnya,kemudian,akhirnya,dsb.
C.
KALIMAT
EFEKTIF MEMPERHATIKAN PARALELISME
Paralisme (kesejajaran) ialah penggunaan bentuk gramatikal yang
sama untuk unsure-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah pikiran
dinyatakan dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus
dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda
verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang
sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk
me-, di-, dan sebagainya.
Contoh :
Kurang jelas : Dihapuskannya pangkalan asing dan menarik kembali tentara
imperialis dari bumi asia-afrika akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap
bangsa Asia-Afrika yang hendak menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan
makmur.
Jelas / Efektif
: Menghapuskan pangkalan asing dan menarik kembali tentara
imperialis dari bumi Asia-Afrika akan mempercepat terwujudnya cita-cita segenap
bangsa Asia-Afrika yang hendak menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan
makmur.
D.
KALIMAT
EFEKTIF DIWARNAI KEHEMATAN
Poerwadarminta berkata, “Penuturan yang ringkas pada umumnya kuat
dan tegas. Penuturan yang luas karena banyak kata-katanya yang mubazir biasanya
lemah dan kabur. Demikianlah pada umumnya. Karena itu maka kalimat yang sudah
jelas dan terang dengan empat kata, misalnya, jangan dikatakan dengan lima enam
kata. Demikian lah juga satu gagasan yang cukup disampaikan dengan satu kalimat
jangn dikatakan dengan dua tiga kalimat…. Demikianlah juga frasis atau kelompok
kata yang sudah jelas dan terang maksudnya dalam bentuk yang ringkas tak ada
gunanya diperluas dengan kata-kata yang tidak perlu atau mubazir.”
Yang dipantangkan dalam kalimat efektif ialah pemborosan kata.
Kerap kali pemakaian daklah tiap pemakaian bentuk yang luas itu pemborosan
kata. Kerap kali pemakaian bentuk luas disengaja untuk mempertinggi efek atau
memperbesar harkat penuturan. Jadi, pemborosanlah yang harus dijauhi, sedang
harkat penuturan harus selalu diupayakan.
Upaya-upaya
untuk berhemat kata antara lain :
1.
Menghilangkan
subjek yangtidak diperlukan
Contoh
:
Boros Kata : Para pegawai
perusahaan itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai dan
dilibatkan sebagai pribadi.
Hemat Kata : Para pegawai
perusahaan itu bekerja dengan produktif karena merasa dihargai dan dilibatkan
sebagai pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar