Jumat, 14 Juni 2013

kalimat efektif


Bab I
MENGEFEKTIFKAN KALIMAT

Bila kita sudah mampu mengembangkan kalimat penuh kesadaran-kesadaran akan unsure-unsur, akan bahan-bahan pembentuknya, dan akan konstruksi-konstruksi kita sudah cukup maju dalam penguasaan bahasa. Akan tetapi, kalimat panjang yang kita susun mungkin kurang efektif. Mampu menyusun kalimat efektif lebih tinggi nilainya dari pada sekedar dapat menyusun kalimat panjang. Entah panjang entah pendek, kalimat yang kita susun harus selalu efektif.
Apakah yang dimaksud dengan “kalimat efektif”? Menurt Gorys Keraf. “kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1)      Secara tepat dapat  mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2)      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Bila kedua syarat ini dipenuhi maka tidak mungkin akan terjadi salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi.”
Sebagai alat  penyampai pesan, amanat, berita, dan sebaginya, dalam proses komunikasi antar manusia, bahasa tilis memang banyak kekurangannya. Bahasa lisan dapat didukung oleh lagu kalimat dan gerak-gerik badan serta perubahan air muka dalam penyampayan amanat, sedangkan bahasa tulis tidak. Bahasa tulis hanya kelihatan sebagai baris-baris atau lautan huruf dan tanda baca. Pemakaian huruf besar, huruf miring, huruf tebal membantu menghilangkan kemonotonan, tetapi hanya sedikit. Begitu pula pemakaia bermacam-macam huruf dan tanda baca tidak banyak membantu mempermudah komunikasi. Dalam komunikasi tulis, huruf-huruf dan tanda-tanda baca harus kita gunakan sebaik-baiknya (seefektifnya dan seefesien mungkin). Akan tetapi, hal yang paling menentukan dalam komunikasi tulis ialah cara membingkiskan gagasan, sedang huruf dan tanda baca hanya bahan pembungkus.
Dari keinginan untuk menyampaikan gagasan tertulis secara efektif dan efesien lahirlah apa yang kita sebut gaya tulis bahasa. Secara umum, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah daya guna bahasa: kesanggupan menyampaikan pengalaman batin (berita batin) dengan hasil sebesar-besarnya. Bahasa tulis harus merupakan bahasa bergaya.

A.   Kalimat Efaktif  Mengandung Kesatuan Gagasan

Untuk menjaga kesatuan gagasan, hendaknya dicamkan asas “Tiap kalimat harus mengandung satu ide pokok”. Selanjutnya, penulis hendaknya selalu mengucapkan:

1)      Subjek dan/atau predikat kalimat eksplisit.

Contoh:
Tidak efektif     : Di dalam keputusan itu adalah kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Efektif              : - Keputusan itu adalah kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
: - Dalam keputusan itu terungkap kebijaksanaan yang     menguntungkan umum.

2)      Subjek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan tetap terjamin.

Contoh
berikut ini mengilustrasikan hubungan subjek-predikat yang erat kuat.

Kurang kuat      : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru, menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal-hal yang tampaknya kecil seperti cara mengatur rumah tangga, cara bergaul, dan cara memperoleh hiburan sampai meningkat ke masalah-masalah besar seperti pembangunan kota, memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya segala soal yang membina kebudayaan baru.

Lebih kuat         : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa disegala lapangan, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil sampai ke masalah-masalah besar. Misalnya, pembangunan mulai dengan cara mengatur rumah tangga, cara bergaul dan memperoleh hiburan, lalu meningkat ke cara membangun kota, memproduksi pangan, menciptakan bentuk-bebtuk kesenian baru-pendeknya, segala soal yang membina kebudayaan baru.
Kalimat tidak lah lebih kuat dari pada kekuatan subjek dan predikatnya. Oleh karna itu,kalimat akan menjadi sekuat dan seefektif hubungan antara subjek dan kata kerjanya (predikatnya). Maka dari itu,camkanlah sungguh – sungguh hubungan subjek – predikat itu : apakah subjek dan predikatnya tampak dengan segera,konkrit,dan kuat ?
3)      Keterangan harus di tempatkan setepat tepatnya dan seterang terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu pemahaman. Keterangan yang dimaksudkan disini mencakup atributif,aposisi,adverbial. Dalam bahasa inggirs, di sebut modifier.kalimat yang efektif harus bersih dari:

a. Squinting Modifiers (keterangan menjuling)
Contoh :
Tidak Efektif  : Kami sepakat pada hari berikutnya membantu mereka (pada hari berikutnya    tidak jelas menerangkan apa)
Efektif : - Kami sepakat untuk membantu meraka pada hari berikutnya.
            -pada hari berikutnya kami sepakat  untuk membantu mereka.
b. Dangling modifiers (keterangan tak berkait)
Contoh :
Tidak Efektif : Agar dapat menurunkan berat badan,makanan berlemak harus dihindarkan.
Efektif : Agar dapat menurunkan berat badan,kita harus menghindari makanan berlemak.
c. Misplaced modifiers (keterangan salah letak)
Contoh:
Tidak Efektif : Dalam keramaian serupa itu,merekapun tidak mau kalah dengan yang muda-    ,yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.
Efektif : Dalam keramaian serupa itu,yang jarang terjadi sekali dalam limatahun,mereka pun tidak mau kalah dengan yang muda-muda. (atau:mereka pun tidak mau kalah dengan yang muda-muda dalam keramaian serupa itu,yang jarang terjadi sekali dalam lima tahun.)
d. Unidiomatic modifiers (keterangan yang tak idiomatis)
Contoh :
Tidak Efektif : Kalimat tersebut harus di susun sedemikian rupa agar tidak membingungkan pembaca.
Efektif : Kalimat tersebut harus di susun sebaik-baiknya agar tidak membingungkan pembaca.
e. Abrupt modifiers (keterangan mendadak)
Contoh :
Tidak Efektif : Ia selagi kami berdua berdiri di atas jembatan,bercakap-cakap,dan memandang perahu-perahu meluncur di bawah,melemparkan sesuatu ke dalam sungai.
Efektif : Selagi kami berdua berdiri di atas jembatan,bercakap-cakap,dan memandang perahu-perahu meluncur di bawah,ia melemparkan sesuatu ke dalam sungai.
f. Related modifiers illogically separated (keterangan yang berkaitan terpisah secara tidak logis)
Contoh :
Tidak Efektif : meskipun guru itu dalam perawatan dokter,kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak di terima,biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha member tahu.
Efektif : Meskipun guru masih di rawat dokter dan sebenarnya sudah berusaha memberi tahukan absennya kepada kepala sekolah,kegagalannya untuk member tahu tidak dapat di terima.
g. Fragment (kalimat tak lengkap)
Contoh :
Tidak Efektif : Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat,khususnya yang berada di pedasaan.agar dapat mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.
Efektif : Penyusunan buku pelajaran ini bertujuan membantu masyarakat,khususnya yang berada di pedesaan,agar dapat mendapat kesempatan belajar membaca dan menulis.
4). Tanda baca harus di gunakan sebaik-baiknya.kalimat yang efektif harus bersih dari kesalahan-kesalahan berikut ini :
a. Running-on sentences (fused sentences) : kalimat bertumpuk
Contoh :
Tidak Efektif : Kita semua mengenban amanat penderitaan rakyat harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita,baik jasmani maupun rohani.
Efektif : - Kita semua,selaku mengemban amanat penderitaan rakyat,harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
              -Karena kita semua mengenban amanat penderitaan rakyat,kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
b. Comma splices (comma faults) : kesalahan pemakaian koma dalam kalimat.
Contoh :
Tidak Efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung,sedang mendaki gunung cita-cita.
Efektif : Seorang mahasiswa,seumpama pendaki gunung,sedang mendaki gunung cita-cita.
(sepasang tanda koma di atas dapat diganti dengan sepasang tanda kurung.)
5). Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari:
a. Kontaminasi (perancuan)
Contoh :
Tidak Efektif (terdapat kontaminasi kalimat)  : dalam bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
Efektif : bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
Dalam bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak.
b. Pleonasme dan tautology (penambahan yang tak perlu)
Contoh :
Tidak Efektif (terdapat pleonasme) : pada zaman dahulu kala,dalam sebuah kerajaan,memerintah seorang ratu yang sangat arif dan bijaksana.
Efektif : pada zaman dahulu,dalam sebuah kerajaan,memerintah seorang ratu yang arif.
c. Hiperkorek (membetulkan apa yang betul sehingga salah)
Contoh :
Tidak Efektif : semua ijazahnya dilaminasi supaya awet.
Efektif : semua ijazahnya di laminasi supaya awet.

B. KALIMAT EFEKTIF MEWUJUDKAN KOHERENSI YANG BAIK DAN KOMPAK
            Koherasi ialah pertautan antara unsur-unsur yang membangun kalimat dan alinea. Tiapa kata atau frase dalam kalimat harus bergayutan,ke dalam maupun ke luar. Untuk menjaga koherensi itu,hendaknya penulis ;
1). Kritis terhadap pemaikaian kata ganti dalam kalimat.Ada kemungkinan bahwa pemakaian kata gati tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif.
Contoh :
Tidak Efektif : atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Efektif : - atas perhatian saudara,saya ucapkan terima kasih.
-          Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepadanya atas perhatian yang di berikan. (kalimat ini,tentu saja,lain isinya dengan kalimat di atas.)
2) Kritis terhadap pemakaian kata depan.Adakalanya,terpakai depan yang sebenarnya tidak di perlukan.Atau sebaliknya,terhapus kata depan yang sebenarnya harus di pakai.
Contoh :
Tidak Efektif : pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya.
Efektif : pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya.
3). Memanfaatkan kata-kata peralihan atau transisi untuk mengekspilisitkan dan memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam alinea,antara alinea yang satu dan lainea yang lain dalam karangan.
- hubungan pertangan dinyatakan dengan kata peralihan : akan tetapi meskipun demikian,dsb.
- hubungan penambahan dinyatakan dengan kata peralihan : tambahan pula,lagi pula,selain itu,kecuali
-hubungan penjelasan dinyatakan dengan kata peraliha: misalnya,sebagai contoh,dsb.
-hubungan pemilihan dinyatakan denga kata peralihan: kalau tidak demikian,kalau tidak,atau.
- hubungan perurutan dinyatakan dengan kata peralihan: pertama,kedua,selanjutnya,kemudian,akhirnya,dsb.

C.   KALIMAT EFEKTIF MEMPERHATIKAN PARALELISME

Paralisme (kesejajaran) ialah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsure-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah pikiran dinyatakan dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya.
Contoh :
Kurang jelas : Dihapuskannya pangkalan asing dan menarik kembali tentara imperialis dari bumi asia-afrika akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap bangsa Asia-Afrika yang hendak menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur.
Jelas / Efektif : Menghapuskan pangkalan asing dan menarik kembali tentara imperialis dari bumi Asia-Afrika akan mempercepat terwujudnya cita-cita segenap bangsa Asia-Afrika yang hendak menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur.

D.   KALIMAT EFEKTIF DIWARNAI KEHEMATAN
Poerwadarminta berkata, “Penuturan yang ringkas pada umumnya kuat dan tegas. Penuturan yang luas karena banyak kata-katanya yang mubazir biasanya lemah dan kabur. Demikianlah pada umumnya. Karena itu maka kalimat yang sudah jelas dan terang dengan empat kata, misalnya, jangan dikatakan dengan lima enam kata. Demikian lah juga satu gagasan yang cukup disampaikan dengan satu kalimat jangn dikatakan dengan dua tiga kalimat…. Demikianlah juga frasis atau kelompok kata yang sudah jelas dan terang maksudnya dalam bentuk yang ringkas tak ada gunanya diperluas dengan kata-kata yang tidak perlu atau mubazir.”
Yang dipantangkan dalam kalimat efektif ialah pemborosan kata. Kerap kali pemakaian daklah tiap pemakaian bentuk yang luas itu pemborosan kata. Kerap kali pemakaian bentuk luas disengaja untuk mempertinggi efek atau memperbesar harkat penuturan. Jadi, pemborosanlah yang harus dijauhi, sedang harkat penuturan harus selalu diupayakan.  


Upaya-upaya untuk berhemat kata antara lain :
1.      Menghilangkan subjek yangtidak diperlukan
Contoh :
Boros Kata : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai dan dilibatkan sebagai pribadi.
Hemat Kata : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena merasa dihargai dan dilibatkan sebagai pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar