BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang di anugrahi akal pikiran dan
memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dan dengan akalnya mampu memahami
dan mengamalkan wahyu serta gejala-gejala alam, memiliki rasa bertanggung jawab
atas segala tingkah laku dan berakhlak. Dengan anugrah itulah yang menjadikan
manusia sebagai makhluk mulia, dimana makhluk lain tidak memiliki keistimewaan
tersebut. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta
memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada sang
pencipta.
Perkembangan
manusia secara peroranganpun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan
atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam
menjadikan manusia semakin berkembang setiap potensi yang ada pada dirinya
secara optimal dan untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai
makhluk Individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris, mau
menang sendiri, tidak mau mengalah, jasar, tidak toleran, memandang masalah
hanya dari sudut pandangnya saja,:mka dia termasuk dalam pengaruh negative
sebagai makhluk individu. Perlu diingat pula Rasuluallah membutuhkan waktu dan
tempat untuk merenung memikirkan segala kenikmatan yang telah dikaruniai oleh
sang pencipta.
2.
Rumusan
Masalah
Berawal dari
latar belakang tersebut, kami mencoba menyampaikan permasalahan antara lain:
1. Bagaimana
hakekat manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
2. Bagaimana
peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
3. Bagaimana
dinamika interaksi sosial ?
4. Bagaimana dilemma
antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat ?
3.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah kami tentang manusia sebagai makhluk individu.
4.
Metode dan
prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1)
Pengertian manusia sebagai
makhluk individu
Manusia,makhluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai
berikut:
1.
Manusia berarti makhluk yang
berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain
2.
Makhluk yaitu suatu yang
diciptakan oleh tuhan.
3.
Individu mangandung arti
seseorang, pribadi, organism yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis
ia bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organic dengan sesame.
Kata manusia berasal dari kata manu
(sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berfikir, berakal budi,atau homo
(latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari kata bahasa
latin,yaitu individium, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi
atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan makhluk
monodualis. Artinya selain sebagai
makhluk individu, manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
individu manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang terdiri atas unsure
jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tak dpat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga
inilah membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan ( akal,
pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab
atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna
memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan tuhan dengan derajat
palingt tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
Konsekuensi Manusia Sebagai Makhluk Individu
Dalam keadaan status manusia sebagai makhluk
individu, segala sesuatu yang menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh
dirinya sendiri, sedangkan orang lain lebih banyak berfungsi sebagai pendukung.
Kesuksesan seseorang misalnya sangat tergantung pada niat, semangat dan
usahanya yang disertai dengan do’a kepada tuhan secara pribadi. Demikian juga
mengenai baik buruknya seseorang di hadapan tuhan dan sesame manusia, itu semua
sangat dipengaruhi oleh sikap dan prilaku manusia itu sendiri, jika iman dan
takwanya mantap maka dihadapan tuhan menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka
dihadapan tuhan menjadi jelek. Jika sikap dan prilaku individunya baik terhadap
orang lain, tentu orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Konsekuensi (akibat) lainnya, masing-masing
individu juga harus mempertanggung jawabkan segala perilakunya secara moral
kepada dirinya sendiri dan kepada tuhan. Jka prilaku individu itu baik dan
benar maka akan dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan diderita
akibatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia ebagai individu yang
sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
dihadapan Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
1. Hidup
mandiri
2. Berkepribadian
baik dan luhur
3. Mempertanggungjawabkan
perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut diatas dapat direalisasikan dalam
suatu kenyataan, maka masing-masing individu harus senantiasa:
1. Selalu
bersih, rapi, sehat dan kuat
2. Berhati
nurani yang bersih
3. Memiliki
semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki
semangat hidup yang tangguh
5. Memiliki
cita-cita yang tinggi
6. Kreatif dan
gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7. Berjiwa
besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan
rasa perikemanusiaan
9. Selalu
berniat baik dalam hati
10. Menghindari
sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
2)
Manusia sebagai makhluk sosial
Plato mengatakan, makhluk hidup yang disebut manusia merupakan makhluk
sosial dan makhluk yang senang bergaul/berkawan. Status makhluk sosial selalu
melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara utuh hanya
dengan mengendalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir sampai meninggal dunia,
manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Ciri utama
makhluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal
budi dalam suatu system nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup
berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup,
politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384-322 SM), Manusia
adalah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
sesame manusia lainnya (zoon politicon yang artinya makhluk yang selalu hidup
bermasyarakat) Pada diri manusia sejak dilahirkan sudah memiliki
hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhungan atau hidup dtengah-tengah manusia
lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut
Gregoriousness.
Manusia
berperan sebagai makhluk individu dan sosial yang dapat dibedakan melalui hak
dan kewajiban. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari masyarakat.Hubungan
manusia sebagai makhluk individu dengan masyarakat terjalin dalam keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan martabat setiap
individu diakui secara penuh dalam mencapai kebagiaan bersama.
Masyarakat
merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan
interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas tibal balik antara individu
dalam suatu pergaulan hidup bersama. Intraksi dimaksud berproses sesuai dengan
perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya.
Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih
saying. Ketika sudah bisa berbicara dan berjalan, Interaksi mereka meningkat
lebih luas lagi dengan teman-teman sebayanya melalui berbagai permainan
anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut
sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal
seperti berteman dan bermasyarakat sampai interaksi formal seperti
berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor
alamiah atau kodrat tuhan
2. Faktor
saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling
ketergantungan
Keberadaan
semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga
manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana di ungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat
itu bukan hanya sekedar kodrat tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan
bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika tingkah
laku timbal balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus
menerus, maka interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial.
Interelasi sosial dalam bermasyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan
selingkungan yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang beradab,kekeluargaan
yang harmonis dan kebersatuan yang mantap.
Dengan
demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan
sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan
antar status, persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai
makhluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang pencipta antara lain sifat rukun
sesame manusia.
B.
Peranan
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Sebagai makhluk hidup yang berada di muka
bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dalam arti
manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan
demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia senantiasa terkait
dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan
hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan
berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan
makhluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai
hidup dan kehidupan dalam bermasyarakat, artinya setiap individu manusia
memiliki hak kewajiaban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu,
misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga
serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama, Namun demikian,
kenyataan setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang
sama. Akibatnya masing-masing individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak
sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebkan itu bisa terjadi, misalnya
kondisi ekonomi (ada si miskin ada si kaya), sosial ( warga biasanya dengan pak
RT, dll), politik (aktifitas partai dengan rakyat biasanya), budaya (jago tari
daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri.
Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan
masyarakat tersebut.
C.
Dinamika
Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam
kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan timbale balik antar individu, antar kelompok manusia,
maupun anatar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan
terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi
persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa
dahsyat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya hanya dengan bau keringat sudah
terjadi interaksi sosial karena sudah merubah perasaan tau saraf orang yang
bersangkutan untuk melakukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung
antar pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak, Interaksi
sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung
dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap system sarafnya
sebgai akibat hubungab yang di maksud.
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai
berikut:
1.
Pelakunya lebih dari satu orang
2.
Adanya komunikasi antar pelaku
melalui kontak sosial
3.
Mempunyai maksud dan tujuan,
terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan
pelaku.
4. Ada dimensi
waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat
terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak
sosial bersal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang
artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan
badan, tetapi bisa lewat bicara, melaui telepon, telegram, surat radio, dan
sebagainya.
Kontak dapat
bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada konbtak
langsung dengan cara berbicara, jabat
tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara.
Kontak sekunder lansung, misalnya melalui telepon, radio, tv, dan sebagainya.
Kontak
sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru
mempelajari tata tertib dan budaya sekolah.
2.
Kontak antar individu, dengan
suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu
poko bahasan.
3. Kontak
antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas.
Komunikasi
adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud
pembucaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang
member reaksi berupa tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya,
jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus
yang lewat pasti akan berhenti, jadi komunikasi merupakan proses saling member
penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
Berlangsungnya
interaksi sosial didasarkan atas berbagai faktor, antara lain faktor imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Dengan demikian dinamika
interaksi sosial yang terjadi dalam
kehidupan sosial dapat beragam.
D.
Dilema
Antara Kepentingan Individu Dan Kepentingan Masyarakat
Setiap yang namanya manusia selalu terdiiri
dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan
keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk
kepentingan rakyat.
Dalam diri manusia, Kedua kepentingan itu
satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut
hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan
suatu kepentingan,jika kepentingan indivudu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya,
jika kepentingan masyarakat yang di hilangkan dari diri manusia banyak timbul
masalah kemasyarakatan contonya korupsi. Inilah yang menyebkan kebingungan atau
delima manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsure yang
opada pada diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan.
Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain. Alasan manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial karena:
a. Adanya
dorongan untuk berinteraksi
b. Manusia
tunduk pada aturan norma sosial
c. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Manusia
tidak dapat hidup sebgai manusia jika tidak ada ditengah-tengah manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan Effendi, dkk. (2007). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya
Dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek.